Beautiful Ending at Semeru Mountain

by - 23.56

“Bukan tentang sampai ke puncaknya tapi tentang menaklukkan diri sendiri” 
_idntimes.com_

Kutipan diatas seperti menggambarkan diri kami waktu itu, walaupun tidak bisa sampai ke puncak, bisa mendaki gunung saja sudah merupakan halnya yang “waow” untuk kami yang awam soal “pergunungan” hehe. Bisa menaklukkan diri sendiri untuk tidak meyerah dengan keadaan yang dihadapi membuatku ingin mengapresiasi diriku waktu itu (good job taya hehe).

So let me continue the story ^-^



Setelah makan siang dan beristirahat di Kalimati, kami pun bersiap-siap untuk balik ke Ranu Kumbolo dan menghabiskan malam terakhir kami di sana. Dengan melalui jalan yang sama yang dilalui saat ke Kalimati, perjalanan lebih terasa ringan waktu itu, mungkin karena carrier kami yang sudah semakin ringan haha, cuman sampah-sampah saja yang makin banyak dari sebelumnya. Di sepanjang jalan kami selalu melakukan apa yang pernah dilakukan oleh pendaki-pendaki sebelum kami, yang akan balik, yaitu memberi semangat para pendaki yang berpapasan dengan kami. “Semangat mbakk/mas dikit lagi nyampe” dengan senyum hangat dan perasaan bahagia. Mungkin seperti itu perasaan para pendaki yang memberikan semangat kepada kami waktu itu.

kalau diperhatiin hampir tiap foto pasti ada gula-gula milkita di tangan atau pun di bibir kami hahahha

Tiba di Ranu Kumbolo, kami dipertemukan kembali dengan Sul dan Samsul

Saya: Uul, Samsul sini yukk foto bareng.

Samsul: janga mbak, aku bau, belum mandi 3 hari

Saya: sama, kami juga bau, dan belum mandi 3 hari, sudah sini, ngga usah malu.

(Setelah berfoto bersama merekan pun pamit untuk melanjutkan pekerjaan mereka.)

Oshyn: nanti kalian nyari tenda kami yah sekitar sini, kita cerita-cerita lagi.

Samsul: iya mbak (pasang senyum malu-malu)
bareng uul dan samsul
Kami pun mulai mencari Mas Dik yang sudah tiba lebih dahulu dari kami, seperti yang sudah kami duga Mas Dik mengambil tempat yang jauh dari keramaian para pendaki yang lain, seperti saat malam pertama kami nginap. Karena ini adalah malam terakhir di Ranu Kumbolo, kami memutuskan berpisah dengan Mas Dik untuk mencari tempat yang ramai dan mencoba untuk berbaur dengan pendaki-pendaki yang lain dan menikmati malam terakhir itu.

Saat mencari lokasi tenda yang pas, di sini lah takdir mempertemukan kami dengan “The Crots genk” begitu kami menyebutnya (soalny salah satu diantara mereka sering banget ngomong “croots” hahah makanya kami nyebutnya the crots hahaha). Mereka adalah pendaki-pendaki lokal yang tinggal di daerah Malang dan sekitarnya. Mendaki gunung Semeru buat mereka seperti jalan-jalan ke Mall saat weekend. Bahkan salah satu diantara mereka ada yang baru tiba malam itu hanya untuk membawakan teman-temannya kayu bakar, WAOW hahahah.

Mas A: nyari tempat mbak? Sudah disini saja di samping tenda kami, masih kosong kok.

Oshyn: iya mas, jagain tempatnya yah aku nyari teman aku dulu.

Oshyn pun memberitahukan kami kabar tersebut. Salah satu diantara mereka ada yang menawarkan kami minuman jahe hangat (sumpah ini enakk bangett) dan yang lainnya membantu Aldi dan Adam untuk memasang tenda. Malam itu benar-benar malam yang paling menyenangkan sepanjang kami di Semeru. Bertemu dengan The Crots merupakan salah satu highlight yang membuat perjalanan kami lebih menyenangkan. Benar-benar penutup yang sangat membahagiakan.

Selain membantu memasangkan tenda, mereka pun menawarkanmi kami makan malam yang rasanya seperti berada di rumah makan saat berada di kota. Di sini lah pertama kalinya saya mencoba nasi jagung dan ini enakkk banget, bukan cuman nasi jagung saja, lauk, sambal dan semua yang mereka buat nggak ada yang ngga enak, semuanya superrr duperr eeenaaakkk. Kalau mau dibandingkan dengan makanan-makanan yang sudah kami buat selama berada di Semeru nggak bisa dibandikan dengan apa yang mereka buat hahahahahahha jauuuhhhhhh hahahahaha. 

Setelah menikmati our fancy dinner, kami pun menikmati malam yang bertabur bintang ditemani dengan api unggun, alunan musik para pendaki dan secangkir Hot Chocolate di Ranu Kumbolo. Sesekali bergumam mengucapkan puji syukur atas kenikmatan yang sudah Allah SWT berikan kepada kami waktu itu. Benar-benar bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk melihat salah satu keindahan alam milikNYA.

Tidak lama kemudian hujan pun mulai turun di Ranu Kumbolo (cuaca di sana waktu benar-benar ngga bisa di tebak). Kami pun masuk ke dalam tenda, tidak lama setelah itu, Uul dan Samsul berhasil menemukan tenda kami, setelah mencari-cari dari sekian banyak tenda yang ada. Beneran nggak pernah terlintas dipikiranku kalau mereka bakal nyari tenda kami. Uul dan Samsul ini dua orang remaja yang tinggal di Ranu Pani, mereka masih berusia 17 tahun waktu itu. Bekerja sebagai porter merupakan pekerjaan sambilan mereka saat libur sekolah. Kami pun menghabiskan malam itu dengan berbincang-bincang dan mendengarkan curhatan Uul yang waktu itu meminta saran soal kisah asmara yang dihadapiny di sekolah hahahah.

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, bakal bisa seakrab ini sama mereka bahkan sampai beberapa tahun kami dari Semeru mereka masih sering mengirim SMS ke kami, hanya untuk sekedar menanyakan kabar. Bocah-bocah heheh, apa kabar yah mereka sekarang? Hehe.

Pagi terakhir kami di Ranu Kumbolo, di awali dengan kicauan dari “the crots

Mas C: mbak mbak bangun mbakk, mbak mbak keluar mbak dari tenda, sarapan dulu mbak.

Mas A: mbak keluar mbak, ngapain lama-lama di tenda, sunrisenya cantik loh mbak, masa ke Semeru cuman tinggal di tenda saja.

Hahahah bergitu seterusnya sampai kami benar-benar keluar dari tenda. Dan benar saja, sunrise pagi itu sangattt cantik, Masya Allah. Seperti berada di dunia Teletubhies atau mungkin seperti gambar pemandangan yang dulu sering kita gambar saat masih kecil, dua buah gunung berdampingan dengan matahari terbit diantara gunung tersebut. Pemandangannya 100% mirip dengan gambar tersebut. Bahkan proses saat cahaya matahari sudah mulai terlihat di balik gunung dan kabut membuat pemandangan itu menjadi semakin cantikkk Masya Allah. Magic
foto ini beneran no filter pic dan nggak aku edit.
pose ini terinspirasi dengan film kungfu panda hahaha. Ini lagi nunguin mama Aldi masak spageti buat anak-anaknya haha 
Our last fancy lunch waktu itu, lagi-lagi dimasakin sama the Crots. Kami cuman menyodorkan semua sisa-sisa bahan makanan yang kami punya buat diolah sama mereka hahaha. Tugas kami cuman bantu-bantu cuci piring hehe. Jangan ditanya soal rasa makanan yang mereka buat, asliii lebihh enak dan lebih beragam dari semalam, dan nasi jagung tetap jadi favoritku hahaha. Saat itu pun, kami baru tau kalau dari awal perjalanan, mereka sudah memperhatikan kami. Dari Ranu Pani saat kami makan dan tidur dengan nyenyaknya di kedai bakso tersebut, mereka sudah memperhatikan kami bahkan memotret kami yang lagi tidur hahahah, untuk waktu itu saya pakai masker dan kacamata setidaknya wajahku saat tidur tidak terpampang nyata kwkwkwkkwkw.

akhirnya aldi nongol juga di foto hahah


Mas D: mbak, kami itu sudah merhatiin mbak dari Ranu Pani, mbak-mbak ini aurany beda dari cewek-cewek yang mendaki gunung.

Saya: (aura kasih kapang hahahah)

Mas C: kami sering ngasih kode ke mbak-mbak cuman nggak pernah digubris.

Oshyn: masa sih??? Kok kami ngga nyadar yah?

Mas A: kalau kami perhatiin mbak mbak ini benar-benar asik sama dunia mbak sendiri haha

Oshyn: untung pas nyari tenda, kita bisa ketemu lagi sama kalian hahaha

Cerita itu pun berlanjut sampai ke cerita saat kami gagal muncak. Mas Teguh adalah orang yang paling merasa sedih saat tau kami nggak bisa muncak.

Mas T: wuih sayang banget yah mbak, sudah jauh-jauh dari makassar tapi nggak sampe puncak, padahal kemarin aku juga bantuin dua cewe yang hampir nggak sampe puncak, aku tarik mereka pake tali, soalnya kasian kalau sudah jauh-jauh tapi nggak sampai puncak, coba kemarin kita ketemu pas diatas atau sebelumny pasti kami bantuin. (ucapan-ucapan mas Teguh ini sering banget doi ulang-ulang, bahkan sampai kami berpisah di pasar tumpang malam itu. Pokoknya mas teguh merasa menyesal nggak bisa bantuin kami buat sampai ke puncak ahahha)

Mas A: Lain kali, kalian kalau mau ke Semeru lagi hubungi kami-kami yah, mbak-mbak bawa perlengkapan pribadi aja, untuk tenda, makan dan lain-lain biar kita-kita yang nyiapin.

(Keinginan untuk bisa balik lagi ke Semeru pun jadi makin kuat waktu itu. Walaupun sampai detik ini belum bisa terrealisasikan hahahha)

Kami pun bersiap-siap untuk pulang, jalur yang kami ambil waktu itu lewat gunung ayak-ayak ngikut dengan jalur yang diambil sama the crots ini. Katanya jalur ini lebih cepat dari jalur yang kami ambil saat datang, tapi lebih terjelal. (Walaupun nggak sampai di puncak Mahameru, paling nggak udah pernah sampai di puncak gunung ayak-ayak ahahahhaha *pikirku saat itu)


Perjalanan pulang kami pun jadi lebih ringan soalny carrier kami dibawain sama mereka (ini mereka sendiri loh yang nawarin, aku mah iya iya aja pas ditawarin haahah). Sungguh ku tak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka ini asli baikkk bangettt. Dan Allah baik banget sama kami karena mempertemukan kami sama mereka. Mereka benar-benar bantuan besar yang dikirimkan oleh Allah untuk kami waktu itu.

Perjalanan ke Semeru waktu itu, benar-benar sebuah perjalanan hati. Tiap kali ada sesuatu yang bikin “pegal-pegal” hati kalau dibiarkan numpuk pasti ada saja sesuatu yang bakal saya/kami hadapi, sesuatu yang membuatku selalu berpikir untuk menyerah. Setelah mencoba untuk berdamai dengan keadaan dan diri sendiri, mencoba untuk mengobati hati atau menaklukkan diri sendiri, perjalanan kami waktu itu pun menjadi lebih indah dan menyenangkan. Sebuah perjalanan yang mungkin tidak akan bisa saya lupakan. Perjalanan yang mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan. Salah satunya adalah “Jika kamu ingin mendapatkan atau melihat sesuatu yang mengagumkan maka keluarlah dari zona nyamanmu”.

The end.

xo
TayaTumada 

You May Also Like

0 komentar